Saturday, December 4, 2010

Aku dan Kereta

Kuberjalan, terus berjalan. Menyusuri jalan-jalan gersang yang menggerahkan. Stasiun demi stasiun kujelajahi. Tapi 'tak satu pun yang mampu buatku berhenti. Deretan kereta-kereta itu menyapaku dengan lembut penuh rayuan, menggoda.

 

Tidak muluk-muluk yang kucari. Cukup yang sederhana namun mampu membawaku sampai ketujuan. Bukan kereta elit nan mewah namun dipenuhi penumpang-penumpang sombong. Bukan kereta cepat secepat kilat namun mengkhawatirkan. Bukan pula kereta terkenal  yang gaungnya terdengar kemana-mana tapi 'tak bisa mengenal penumpangnya.

 

Akhirnya, di stasiun ini kuberpijak. Dengan langkah pastiku, aku mengarah ke ruang tunggu. Menanti kereta yang (katanya) segera tiba. Kali ini aku 'tak bisa melihat penumpang lain, selain aku seorang. Aku sendiri, di penantianku.

 

Kereta mulai tampak. Kulihat wajah kereta itu, tersenyum. Semakin mendekat dengan suaranya yang menderu-deru, bersemangat. Ia berhenti, lalu menyapaku, penumpang yang (mungkin) ia harapkan.

 

"Hai, akhirnya kau datang, aku sudah lama mencarimu di antara penumpang-penumpangku, bahkan hingga 'tak ada lagi yang mau menghampiriku" kalimat pertama yang kudengar saat di depan pintu.

 

Namun Kereta terlihat bau dan berdebu. ada apa? ah, aku tak peduli lagi. aku segera naik, dan menikmati setiap perjalanan ini. hanya kami berdua. ya, aku dan kereta.

 

Aku menikmati perjalananku ditemani syair-syair sumbang yang disenandungkan kereta, entah karena itu memang kebiasaannya, atau mungkin karena kegembiraannya bersamaku? ah, tapi syair sumbangnya itu mampu memberi warna di sepanjang perjalanan ini. Kuberharap bisa terus mesra bersamanya, menikmati perjalanan dengan Sang Kereta hingga sampai di tujuan.

 

 

-Untukmu Kereta Usangku, Juan- 

3 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. Sesungguhnya kereta itu tak usang seperti yg kau bayangkan, hanya saja Sang Kerata merasa letih dan lelah, seakan asa kan mulai menyerah.....

    Tapi...semangat itu mulai muncul kembali ketika Sang Kereta melihat dari jarak kejauhan ada setitik cahaya harapan, semakin dekat dan bersinar. Berharap sinar itu dapat memberikan kekuatan agar Sang Kereta dapat kembali Bersinar dan terus menyinari....amien.

    Terimakasih Bunda....

    ReplyDelete
  3. amin.
    terima kasih ayah
    :)

    ku tunggu kedatanganmu, di Batam. hehe

    ReplyDelete