Wednesday, May 19, 2010

KAS



Pengertian Kas
- Sempit : uang
- Luas : uang kertas, uang logam, check, pos wesel, simpanan bank dan segala sesuatu yang dapat disamakan dengan uang.

Atau :

Kas adalah harta yang dapat digunakan untuk membayar kegiatan operasional perusahaan atau dapat digunakan untuk membayar kewajiban saat ini. Wujud dari kas dapat berupa uang kertas/logam.

Elemen kas :
- Uang tunai (uang kertas, logam)
- Segala sesuatu yang dapat disamakan dengan uang (simpanan bank yang sewaktuwaktu dapat ditarik, dana kas kecil, cek, bilyet giro, dsb. Item yang tidak dapat dikatakan kas adalah cek mundur, cek yang tidak cukup dananya/not sufficient fund (NSF) check, saldo dana yang kegunaannya dibatasi, saldo rekening koran yang diblokir )

Uang tunai : semua alat pembayaran yang sah yang wajib diterima oleh siapa saja sebagai alat pembayaran

Check : check yang diterima dari pihak lain sebagai alat pembayaran, dimana check setiap saat dapat diuangkan di bank.

Check mundur : check yang baru dapat diuangkan setelah tanggal tertentu yang tercantum dalam check dan tidak dapat digolongkan sebagai kas jika sampai tanggal neraca check belum dapat diuangkan.

Cara penyajian kas dalam neraca :
1. Menggunakan satu rekening kas yang menunjukkan saldo kas yang ada diperusahaan
2. Kas dibagi 2 rekening :
    a. Rekening kas
    b. Rekening bank



Pengendalian Intern Terhadap Kas
Untuk pengendalian, kas dapat disimpan di bank dalam bentuk simpanan giro. Jika hal ini terjadi maka masing-masing pihak yaitu perusahaan (nasabah) dan bank akan melakukan pencatatan atas saldo dan perubahan dari saldo kas tersebut. Perusahaan melakukan pencatatan atas uang yang disimpan di bank di perkiraan (akun) cash atau cash in bank. Selanjutnya berdasarkan catatan bank, secara berkala bank biasanya mengirimkan laporan ke nasabah yang lazim disebut rekening koran (bank statement). Dengan demikian dapat dilakukan perbandingan antara data menurut perusahaan dengan informasi yang dilaporkan bank. Prosedur pengendalian intern berbeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lain tergantung sifat operasi dan besar perusahaan.

Tujuh prinsip pengendalian intern yang pokok :
1. Penetapan tanggungjawab secara jelas.
Manajemen harus menciptakan secara jelas dan tiap orang memiliki tanggungjawab untuk tugas yang diberikan padanya.

2. Penyelenggaraan pencatatan yang memadai
Perusahaan harus merancang formulir-formulir (bussines papers) secara cermat sesuai kebutuhan dan menggunakan dengan benar. Contohnya : formulir order penjualan yang diberi nomor urut tercetak.

3. Pengasuransian kekayaan dan karyawan perusahaan
Kekayaan perusahaan harus diasuransikan dengan jumlah pertanggungan yang memadai, misal dengan membeli polis asuransi.

4. Pemisahan pencatatan dan penyimpanan aktiva
Pegawai yang menyimpan atau bertanggungjawab atas aktiva tertentu tidak diperkenankan mengurusi catatan akuntansi atas aktiva yang bersangkutan agar karyawan tidak bisa memanipulasi atau mencuri aktiva yang bersangkutan.

5. Pemisahan tanggungjawab atas transaksi yang berkaitan
Pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang akan diperiksa atau diceck oleh orang lain.

6. Pemakaian peralatan mekanis (bila memungkinkan)
Perusahaan sebaiknya menggunakan peralatan seperti : kas register, check protector, mesin pencatat waktu

7. Pelaksanaan pemeriksaan secara independen
Pekerjaan dari setiap karyawan dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan sebaiknya diperiksa oleh auditor intern dan akuntan publik.

Prosedur yang digunakan untuk mengawasi kas :
1. Penerimaan kas dari penjualan tunai
    a. Setiap ada penerimaan harus dicatat, sebaiknya melalui kas register pada saat terjadi transaksi penjualan (bisa menggunakan program aplikasi komputer).
Diberi “cap lunas” pada saat pembayaran.

     b. Penerimaan setiap hari harus disetor ke bank
     c.  Petugas dan fungsi penerimaan kas harus terpisah dengan pengeluaran kas

2. Pengeluaran kas
     a. Semua pengeluaran kas menggunakan check
     b. Check harus diberi nomor urut sendiri
     c. Check hanya dapat ditandatangi apabila ada persetujuan dari pejabat yang berwenang
     d. Check harus ditandatangani oleh 2 orang
     e. Apabila sudah ditandatangani, bukti pendukung harus ditanda “telah dibayar”

Sistem Voucher dan Pengawasan
Sistem voucher dirancang untuk membantu dalam pengawasan terhadap pengeluaran kas dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Kewajiban perusahaan hanya dapat terjadi dari transaksi yang telah disetujui (disahkan) oleh yang diberi wewenang oleh perusahaan.

2. Prosedur yang berkaitan dengan terjadinya kewajiban meliputi verifikasi, pengesahan dan pencatatan harus ditetapkan

3. Cek hanya dapat dikeluarkan untuk pembayaran kewajiban yang telah diverifikasi, disahkan dan dicatat dengan benar.

4. kewajiban harus dicatat pada saat terjadi dan setiap transaksi pembelian harus diperlakukan sebagai transaksi independen.

Untuk meningkatkan pengawasan, maka prosedur pembelian, penerimaan barang dan pembayaran harus dibagi-bagi pada berbagai bagian, misal bagian pembelian, penerimaan barang, bagian akuntansi dan lain-lain agar terdapat koordinasi dengan menggunakan sejumlah dokumen yang diperlukan.

Rekening Giro sebagai Alat Pengawasan

Kas merupakan aktiva yang paling sering menjadi sasaran pencurian sehingga perusahaan sebaiknya membuat ketentuan bahwa pengeluaran kas harus dilakukan dengan menggunakan cek kecuali untuk pengeluaran melalui kas kecil.

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pengawasan berupa :
1. Kartu tanda tangan (orang yang diberi kewenangan menandatangani cek – pemegang giro)
2. Bukti setoran ; formulir atau bukti setoran bank
3. Cek ; untuk mengambil uang dari rekening giro
4. Laporan bank ; laporan bank bulanan kepada pemegang giro (rekening Koran)
5. Rekonsiliasi bank ; perusahaan mempunyai 2 catatan tentang kas ; kas dalam pembukuan perusahaan dan kas dari laporan bank. Biasanya ada perbedaan antara keduanya. Proses untuk menentukan jumlash saldo rekening yang sesungguhnya pada suatu saat tertentu disebut Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi adalah tindakan membandingkan dua data untuk mencari kesesuaiannya. Jika rekening koran bank tersebut dibandingkan dengan catatan perusahaan.

Penyebab perbedaan antara saldo rekening bank dengan pembukuan sebagai berikut :
1. Bank belum mencatat transaksi tertentu.
    a. Setoran dalam perjalanan (deposit in transit), yaitu setoran yang dilakukan oleh perusahaan (biasanya pada akhir suatu periode yang dicakup oleh rekening koran) dan uang setoran tersebut telah diterima oleh bank tetapi belum masuk dalam rekening koran bank karena rekening koran bank dibuat mendahului setoran tersebut.

    b. Check dalam perjalanan / cek masih beredar (outstanding check), yaitu cek yang sudah dibuat dan diserahkan oleh perusahaan kepada penerima tetapi sampai akhir periode cek tersebut belum diuangkan di bank. Akibatnya perusahaan telah mencatat pengeluaran tetapi bank belum., check yang telah ditarik dan dibukukan dalam pembukuan perusahaan tetapi bank belum mencatat.

2. Perusahaan belum mencatat tansaksi tertentu
   a. Penerimaan kas melalui bank / penagihan yang dilakukan oleh bank (Collection by bank) yaitu suatu penagihan yang dilakukan oleh bank atas piutang perusahaan dan telah ditambahkan dalam saldo bank tetap sampai akhir bulan, perusahaan belum mengetahui sehingga belum dicatat pada jurnal penerimaan kas akibatnya dalam rekonsiliasi bank ditambahkan pada saldo perusahaan

    b. Biaya administrasi bank yaitu beban yang harus di bayar oleh perusahaan atas jasa yang dilakukan oleh bank akan tetapi perusahaan belum mengetahui sehingga perusahaan belum mencatatnya, jadi mengakibatkan beban bank dalam rekonsiliasi bank akan mengurangi saldo pada kas perusahaan

   c. Pendapatan bunga atau jasa giro ; Jumlah bunga yang menjadi pendapatan perusahaan biasanya baru diketahui setelah perusahaan menerima laporan bank.

   d. Cek kosong dari konsumen atau debitur/ cek yang tidak cukup dananya yaitu cek yang diterima dari pihak ke tiga atas pembayaran-pembayaran transaksi dan telah dicatat dalam jurnal penerimaan kas pada saat cek diuangkan cek tersebut tidak mencukupi dananya, sehingga cek tersebut ditolak, akibatnya pada rekonsiliasi bank dikurangkan pada saldo perusahaan

   e. Cek yang dikembalikan kepada penyetor karena alasan lain (bukan cek kosong)

3. Bank atau perusahaan (atau kedua-duanya) telah melakukan kesalahan pencatatan. Adanya Kesalahan yang dilakukan oleh perusahan maupun oleh bank seperti kesalahan pencatatan menambahkan atau mengurangi saldo.

Contoh : bank mungkin salah mengurangi saldo giro perusahaan untuk giro yang ditarik bukan oleh perusahaan tersebut, mungkin karena nama perusahaannya hampir sama. Bisa juga bank atau perusahaan salah dalam mencatat jumlah rupiah yang disetorkan ke bank.

Tahap penyusunan Rekonsiliasi Bank :
1. Membandingkan saldo laporan bank dengan saldo dalam rekening kas perusahaan (saldo per buku)

2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo bank yang tercantum dalam pembukuan perusahaan tetapi tidak tercantum dalam laporan bank :
     a. Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo per bank
     b. Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo per bank

3. Tambahkan atau kurangkan saldo per buku hal-hal yang tercantum dalam laporan bank tetapi tidak tercatat dalam pembukuan perusahaan.
     a. Tambahkan pada saldo per buku :
         - Penerimaan kas langsung dari bank
         - Pendapatan bunga atas saldo giro di bank

     b. Kurangkan dari saldo per buku :
         - Biaya administrasi bank
         - Biaya cetak cek
         - Pengurangan yang dilakukan oleh bank

4. Hitung saldo per bank yang telah disesuaikan dan saldo per buku yang telah disesuaikan. Kedua saldo harus sama.

5. Buat jurnal untuk setiap halaman

6. Perbaiki semua kesalahan dalam pembukuan perusahaan

No comments:

Post a Comment