Tuesday, May 18, 2010

karena LILIN


Hari sudah malam, malam yang disertai hujan deras diiringi dengan gemuruh petir yang menghentak-hentak. (tiba-tiba) oops... listrik di bilangan rumahku, padam. sudah biasa, (dengan keyakinan penuh) besok pagi akan terbit di koran kalimat "maaf atas gangguan yang dialami, padamnya listrik diakibatkan oleh gangguan akibat petir dan bla bla bla".
aku yang sebelumnya sedang dalam posisi enak (tidur-tiduran di kamar sambil ngutak-atik telepon genggam), merasa perlu untuk mencari secercah cahaya yang bersumber dari lilin.
"ma.. di mana mama simpan lilin?" tanyaku
"di lemari, cari aja, ada kok" jawab beliau

setelah aku dapatkan lilin itu, aku bertanya lagi "koreknya mana ma? di mana mama simpan?", spontan mama jawab "itu, di atas meja"

"hmmm .. sepertinya sekarang lebih baik" ujarku setelah lilin berhasil aku nyalakan.

sambil berbaring, aku perhatikan lilin itu. aku amati dengan sangat hikmat. akhirnya aku pun tersadar mengenai kebaikan hati lilin itu.

ia mau berbagi apa yang ia miliki untuk membantu dan membahagiakan orang lain, walaupun ia sadar bahwa apabila itu ia lakukan, maka ia akan terus meleleh dan berujung pada kematian.

tapi, lilin itu hanya meleleh, tidak hilang, dan yang mati adalah cahaya yang dipijarkan oleh lilin itu.

maksudnya?

apa yang telah ia berikan, akan berbekas, terbukti masih ada yang tertinggal. lelehan-lelehan lilin itu menandakan bahwa setiap kebaikan hati seseorang, akan terus tertinggal dan terkenang, tidak akan hilang (dari hati orang-orang yang menyadarinya). sedangkan cahaya yang ia pijarkan itu adalah segala usaha yang ia berikan dengan tujuan untuk membantu orang lain. jadi, usahanya saja yang berhenti jika ia mati, tapi dampaknya tidak akan ikut mati.

hmmm...
sekejap, aku melihat lilin itu dengan sangat kasihan.

kenapa?

lilin yang ada di kamarku itu hanya satu batang.

ya, aku merasa bahwa ia hanya sebatang kara dalam berusaha memberikan sebuah kebahagiaan untuk orang lain.

Akan tetapi, kebahagiaan yang mampu ia berikan tidaklah banyak. terbukti dengan suasana malam itu masih terasa gelap.

hal tersebut memberikan suatu bukti bahwa:

bila kita mengandalkan usaha "sendiri", hanya mampu memberi apa yang kita bisa tapi masih tidak sesuai dengan apa yang kita dan orang lain harapkan.

namun, bila kita mendapatkan bantuan (bekerja sama) dengan orang lain (yang mau dan bisa), maka kita pun akan mampu memberikan apa yang menjadi harapan kita dan orang lain, dengan tentu saja melalui segenap kemampuan kita bersama.

kembali lagi aku perfikir. kini aku merasa seperti lilin itu. bukan karena kebaikan hati lilin itu, tapi aku merasa kesepian sama dengan kesepiannya lilin itu.

No comments:

Post a Comment